Para Bos Migas Nilai Aturan Subsidi Biden Kurang Jelas

Para Bos Migas Nilai Aturan Subsidi Biden Kurang Jelas

Gerak News, Jakarta- Aturan subsidi energi Amerika Serikat (AS) dinilai kurang jelas oleh beberapa perusahaan energi.

Para bos besar raksasa migas AS seperti Exxon Mobil hingga Chevron Corp mengatakan pemerintah sebagai regulator harus melakukan pembenahan pada aturan subsidi energi untuk mendorong pertumbuhan investasi yang cepat dan berskala besar untuk melawan perubahan iklim.

Dilansir dari Reuters Selasa (7/5/2024) Presiden Joe Biden telah mencoba mendorong produsen energi untuk mengurangi emisi dengan menggunakan teknologi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon hingga penggunaan bahan bakar green hydrogen. Namun, investasi itu belum terbukti berhasil dalam skala besar.

Inflation Reduction Act/IRA pada tahun 2022 yang dicanangkan Biden mencakup subsidi besar untuk teknologi-teknologi tersebut, serta insentif untuk lebih banyak pengguna energi dari tenaga surya dan angin.

“Saat ini pun, IRA belum diterjemahkan ke dalam peraturan. Oleh karena itu, kepastian dan insentif untuk berinvestasi di bidang ini masih terus dikembangkan dan dibentuk,” kata CEO Exxon Darren Woods dikutip dari Reuters, Selasa (7/5/2024).

“Jadi sebagai sebuah bisnis, kami harus memahami apa implikasinya terhadap investasi? Apa keuntungan yang didapat pemegang saham kami, sehingga memastikan portofolio kami kompetitif,” ujar dia.

Woods menyatakan hal tersebut dalam sebuah panel diskusi pada acara Milken Global Conference di Los Angeles. Utusan iklim AS John Podesta yang hadir di panel diskusi yang sana malah mengkritik balik Woods karena tidak bertindak cukup cepat untuk mengurangi emisi di Exxon.

Sementara itu CEO Chevron Mike Wirth yang juga hadir dalam panel tersebut mengatakan dunia belum berada pada jalur yang tepat untuk melakukan dekarbonisasi pada tahun 2050.

Wirth menyebutkan peraturan yang dibuat pemerintah AS adalah sebuah hambatan. Khususnya dalam memenuhi peningkatan permintaan energi bersih di negara-negara berkembang hingga soal subsidi hidrogen.

“Departemen Keuangan sedang menyusun peraturan dan peraturan tersebut menjadi sangat ketat, dan hal tersebut menghambat investasi. Pemerintah seperti mempersulit kita untuk merasa nyaman dengan investasi multi-miliar dolar. Sepertinya kita mempunyai sinyal-sinyal yang bertentangan,” sebut Mike Wirth.

Woods dan Wirth menganjurkan sistem global berbasis pasar, seperti harga karbon, untuk mendorong kemajuan dan penerapan teknologi energi ramah iklim.

Redaksi Gerak News

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )
Aktifkan Notifikasi Berita Terbaru? Aktifkan Tidak