
Kebakaran Besar Landa Los Angeles, Pakar: Dampak Perubahan Iklim!
Gerak News, Jakarta- Kebakaran besar yang melanda Los Angeles di tengah musim dingin memunculkan kekhawatiran para pakar mengenai dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Stefan Doerr, Direktur Pusat Penelitian Kebakaran Liar di Universitas Swansea, menegaskan bahwa peristiwa ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan gambaran nyata dari pergeseran pola iklim global.
“Musim kebakaran di California telah diperpanjang secara signifikan selama beberapa dekade terakhir,” ujar Doerr kepada Anadolu.
Menurutnya, kebakaran hutan di musim dingin yang kini terjadi lebih sering akan menjadi ancaman yang kian nyata di masa mendatang.
Kimberley Simpson, peneliti dari Universitas Sheffield, menjelaskan bahwa anomali cuaca seperti hujan lebat akibat El Nino awal tahun lalu, diikuti musim dingin kering berkepanjangan, menciptakan kondisi ideal bagi kebakaran besar.
“Vegetasi yang melimpah dan kering menjadi bahan bakar utama kebakaran hutan ini,” jelasnya.
Simpson juga menyoroti peran angin Santa Ana yang kencang dalam memperburuk situasi.
“Angin ini tidak hanya mengipasi api, tetapi juga membawa bara api ke area baru, memicu kobaran tambahan. Medan pegunungan yang curam semakin mempersulit upaya pemadaman,” tambahnya.
Doerr menyatakan bahwa kebakaran besar di California Selatan yang umumnya terjadi pada musim panas dan gugur kini mulai bergeser ke musim dingin. Kondisi kekeringan yang terus berlanjut akibat minimnya curah hujan musim dingin menciptakan “badai sempurna” bagi kebakaran ekstrem ini.
“Angin kering, kurangnya lapisan salju, dan vegetasi yang mudah terbakar adalah faktor utama dalam kebakaran ini,” jelasnya.
Doerr menambahkan bahwa sejak tahun 1980-an, risiko kebakaran hutan telah meningkat hingga 27 persen secara global.
Simpson pun mengingatkan bahwa perubahan iklim telah memperpanjang musim kebakaran secara signifikan.
“Musim kebakaran yang berlangsung hampir sepanjang tahun ini mengkhawatirkan, terutama ketika dipadukan dengan pola cuaca ekstrem seperti angin kencang dan kering,” ungkapnya.
Fenomena kebakaran musim dingin yang semakin sering ini dianggap sebagai penyimpangan serius dari pola kebakaran historis. “Di masa lalu, kebakaran hutan di AS Bagian Barat hanya terjadi pada musim panas atau gugur. Namun, perubahan iklim telah mengubah segalanya,” kata Doerr.
Para pakar menegaskan, kebakaran hebat yang terjadi saat ini adalah peringatan bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan kenyataan yang harus dihadapi saat ini.
Pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia diimbau untuk segera bertindak guna meminimalkan dampak perubahan iklim yang semakin meluas.
Redaksi Gerak News