
Rusia Gempur Pangkalan Udara Ukraina di Rovno
Energi Juang News, Jakarta– Militer Rusia melancarkan serangan intensif ke sebuah pangkalan udara Ukraina di wilayah barat Rovno. Serangan ini merupakan bentuk balasan Moskow atas operasi drone yang sebelumnya dilancarkan oleh Kiev ke wilayah Rusia.
Beberapa hari sebelumnya, badan intelijen Ukraina mengklaim berhasil menghantam infrastruktur militer Rusia dengan serangan drone jarak pendek yang diluncurkan dari gerbong kereta barang. Namun, Moskow membantah klaim tersebut dan menyebut Ukraina melebih-lebihkan dampak serangannya.
Militer Rusia mengklaim serangan ke pangkalan udara Dubno dan pabrik senjata Ukraina sebagai balasan atas serangan drone Kiev. Sasaran termasuk tempat perakitan drone kamikaze milik Ukraina. Selain itu, Rusia juga menargetkan depot amunisi dan fasilitas militer lain milik Ukraina.
Dalam laporan terpisah, pasukan pertahanan udara Rusia mengonfirmasi telah berhasil mencegat 79 drone kamikaze Ukraina yang diluncurkan hampir setiap hari ke wilayah Rusia. Salah satu serangan terbaru bahkan menyebabkan pemadaman listrik besar di wilayah Kursk.
Rusia dilaporkan menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dalam serangan ke pangkala udara Dubno. Ukraina diketahui telah menempatkan jet tempur F-16 dari negara Barat di wilayah Rovno.
Militer Rusia terus meningkatkan serangan terhadap drone dan rudal Ukraina. Pada malam 5-6 Juni, Moskow mengklaim telah menjatuhkan hingga 174 drone jarak jauh dalam satu malam dan mencegat tiga rudal Neptun-MD di atas Laut Hitam. Ukraina disebut telah mengubah pola serangan drone mereka menjadi siang hari untuk meningkatkan tekanan.
Di sisi lain, serangan drone Ukraina terhadap gardu listrik di Kursk pada Minggu lalu memicu pemadaman listrik, insiden yang disebut Rusia sebagai upaya menargetkan fasilitas non-militer. Otoritas Rusia juga secara berkala melaporkan adanya korban sipil akibat serangan drone dari Kiev.
Ukraina terus meminta dukungan persenjataan jarak jauh dari negara-negara Barat. Kiev menilai mereka masih kalah dalam kemampuan serangan jarak jauh dibandingkan Rusia. Sementara itu, militer Rusia dilaporkan semakin mempercepat produksi drone dan rudalnya sendiri untuk mempertahankan keunggulan strategis.
Dilaporkan bahwa Prancis tengah mempertimbangkan membangun fasilitas produksi drone di Ukraina melalui pabrikan otomotif Renault, meski belum ada keputusan final.
Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky, menyampaikan keluhannya atas minimnya dukungan sistem pertahanan udara dari negara-negara Barat. Dalam wawancaranya dengan ABC News, ia menuding Presiden AS Donald Trump mengalihkan pengiriman rudal yang semestinya ditujukan ke Kiev, ke Timur Tengah.
Redaksi Energi Juang News