Perang India-Pakistan, Menelaah Sikap Sukarno 1965: Mendukung Pakistan

Perang India-Pakistan, Menelaah Sikap Sukarno 1965: Mendukung Pakistan

Oleh

Hiski Darmayana

(Pemimpin Redaksi Energi Juang News)

India telah melancarkan serangan dengan label ‘Operasi Sindoor’ ke Pakistan, Rabu (7/5) lalu. Serangan ini merupakan dampak dari aksi terorisme yang dilakukan kelompok ekstremis pada April yang menewaskan 26 turis di Kashmir.

India pun menuduh Pakistan terlibat dalam serangan teroris itu. Tuduhan yang sejatinya tak didukung bukti-bukti valid hasil penyelidikan terbuka serta independen itu, membuahkan situasi yang tampak saat ini: berkecamuknya perang.

Publik dunia telah maklum, India dan Pakistan adalah seteru abadi. Kedua negara telah terlibat beberapa kali perang terbuka. Salah satunya terjadi pada 1965.

Perang itu meletus setelah pasukan Pakistan menyeberang ke wilayah Kashmir India, yang kemudian ditanggapi oleh India dengan melancarkan serangan militer membabi-buta ke wilayah Pakistan.

Kala itu, Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Sukarno menunjukkan sikap keberpihakan: mendukung Pakistan.

Sukarno bahkan mengirimkan kekuatan armada Angkatan Laut Indonesia untuk membantu Pakistan melawan India.

Tindakan Indonesia mengirimkan dua kapal selam dan kapal perang patroli di selatan Pakistan, membuat India redup semangatnya dalam menggempur Pakistan. Maklum, kekuatan angkatan laut Indonesia saat itu termasuk yang hebat dalam konstelasi militer dunia.

Dukungan Sukarno pada Pakistan ini bukan tanpa alasan. Tindakan India yang serampangan menggempur Pakistan, dipandang sebagai manifestasi imperialisme oleh Sukarno.

Dan sejak muda, Sukarno teguh memegang prinsip anti imperialisme.

Selain itu, Pakistan pun cenderung mendukung Sukarno dalam konfrontasi terhadap Malaysia. Padahal, Pakistan dan Malaysia sama-sama negara Persemakmuran Inggris.

Sikap Pakistan itu berbeda dengan India yang tegas mendukung berdirinya Federasi Malaysia. Hal itu tampak dalam laporan The Sydney Morning Herald, 24 November 1964, yang mengungkapkan dukungan moral India terhadap Malaysia saat berkonfrontasi dengan Indonesia.

Lalu mengapa Indonesia menentang pembentukan Federasi Malaysia?

Karena bagi Indonesia dan Sukarno, Federasi Malaysia adalah proyek neo-kolonialisme dan imperialisme yang disponsori Inggris.

Jadi, keberpihakan Sukarno dan Indonesia pada Pakistan karena alasan prinsipil yang ideologis: anti imperialisme.

Kini, perang kembali berkecamuk antara India dan Pakistan. Serupa dengan 1965, sekarang pun India menyerang  Pakistan secara serampangan.

Indonesia tak harus menunjukkan sikap keberpihakan pada salah satu pihak sebagaimana pada 1965.

Namun, yang tak boleh berubah dari bangsa ini, adalah prinsip anti imperialisme serta penghormatan terhadap kedaulatan negara lain. Dan salah satu manifestasi dari prinsip itu adalah, menentang serangan atau agresi suatu negara terhadap negara lain.

Redaksi Energi Juang News

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )
Aktifkan Notifikasi Berita Terbaru? Aktifkan Tidak